Senin, 23 Juni 2008

BOCAH KECIL YANG DISEPELEKAN

Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang.

(Kisah Para Rasul 10:34)

Ayat Bacaan :

Kisah Para Rasul 10:1-48

Minggu siang di sebuah mall, seorang bocah lelaki berumur kira-kira 8 tahun datang ke toko es krim tempat seorang pramusaji bekerja. Karena pendek, ia harus memanjat untuk melihat sang pramusaji. Penampilannya yang lusuh sangat kontras dengan suasana mall yang serba mewah dan wangi. Si bocah bertanya, “Mbak, harga sundae cream berapa?” “Lima ribu rupiah,” jawab si pramusaji. Bocah itu kemudian mengambil uang recehan dari kantongnya. Ia menghitung recehan di tangannya dengan teliti sementara si pramusaji menunggu dengan raut muka tidak sabar, apalagi ketika ia melihat banyak pembeli yang lebih ‘berduit’ antri di belakang bocah ingusan itu. Si bocah kembali bertanya, “Kalau plain cream berapa?” Si pramusaji menjawab dengan ketus dan setengah melecehkan, “Tiga ribu lima ratus.” Si bocah kembali menghitung recehannya lalu berkata, “Mbak, saya mau sepiring plain cream saja deh.” Si pramusaji pun segera menyiapkan sepiring plain cream yang dipesannya. Ketika si pramusaji hendak membersihkan meja dan mengangkat piring es krim yang dipakai bocah itu, ia terperanjat. Di meja itu ada dua keping uang logam lima ratusan dan lima keping uang logam seratusan yang tersusun rapi. Mendadak ada rasa penyesalan yang tertahan di kerongkongannya. Ia tersadar, sebenarnya bocah tadi bisa saja membeli sundae cream, namun ia mengorbankan keinginannya agar bisa memberikan tip yang layak kepadanya. “Betapa bodoh dan angkuhnya aku,” pikir si pramusaji. Setiap manusia di dunia ini adalah penting. Sudah terlalu sering kita bukannya memberkati melainkan merendahkan sesama kita hanya karena kesombongan kita. Padahal, bukankah marketplace adalah tempat di mana kita seharusnya saling memberkati lewat pekerjaan kita? Di mana pun kita wajib memperlakukan orang lain dengan baik sebagaimana kita ingin diperlakukan.

YANG DIHARAPKAN SESAMA TIDAK SELAMANYA MATERI, MELAINKAN

KASIH, PERHATIAN DAN PENERIMAAN KITA

Tidak ada komentar: